Ubah JPG ke SVG online dan gratis

Ubah gambar Anda dengan cepat melalui alat online gratis kami untuk ubah JPG ke SVG, dirancang agar proses konversi JPG ke SVG berjalan mulus, akurat, dan aman; cukup unggah file, tunggu beberapa detik, lalu unduh hasil vektor yang siap dipakai untuk desain, web, atau cetak dengan kualitas tajam dan ukuran file efisien.

Lebih banyak pengonversi JPG online untuk mengubah gambar Anda

Butuh alat selain konversi JPG ke SVG? Pilih converter kami yang lain untuk mengubah JPG ke format apa pun dengan cepat, mudah, dan kualitas tetap tajam—semua langsung online dan gratis.

Pertanyaan Umum tentang Konversi JPG ke SVG

Di bawah ini adalah pertanyaan yang paling sering ditanyakan tentang mengubah JPG ke SVG. Baca jawaban singkat kami untuk membantu Anda memahami proses, kompatibilitas, kualitas hasil, serta tips agar konversi berjalan cepat dan mudah.

Apakah kualitas gambar akan tetap tajam setelah konversi JPG ke SVG?

Tidak selalu; JPG adalah bitmap berbasis piksel, sedangkan SVG adalah grafik vektor. Jika gambar JPG berisi teks, logo, atau bentuk sederhana, hasil konversi ke SVG bisa tampak tajam karena dapat dipetakan ke vektor. Namun untuk foto atau detail halus, konversi biasanya menghasilkan SVG yang kompleks atau ter-“trace” mendekati, sehingga ketajaman tidak otomatis meningkat dan ukuran file bisa membesar. Agar tetap tajam, gunakan sumber vektor asli atau optimalkan proses tracing (threshold, smoothing, jumlah warna) sesuai kebutuhan.

Bisakah saya mengonversi beberapa file JPG ke SVG sekaligus?

Ya, Anda bisa mengonversi beberapa file JPG ke SVG sekaligus menggunakan alat yang mendukung batch conversion; cukup unggah banyak file, pilih format keluaran SVG, lalu mulai prosesnya—biasanya ada opsi untuk drag-and-drop, pengaturan resolusi/kompresi, dan unduhan hasil secara ZIP setelah konversi selesai.

Apakah ukuran file SVG biasanya lebih kecil atau lebih besar daripada JPG?

Secara umum, ukuran file SVG bisa lebih kecil atau lebih besar daripada JPG, tergantung kontennya. SVG berbasis vektor dan menyimpan bentuk, garis, dan teks sebagai instruksi, sehingga sangat efisien untuk grafis sederhana seperti logo, ikon, dan ilustrasi flat.

Untuk gambar yang sangat detail atau foto, JPG biasanya lebih kecil karena kompresi lossy yang efektif pada konten berbasis piksel. Sementara itu, SVG untuk gambar kompleks bisa membengkak karena banyaknya elemen dan path yang harus dideskripsikan.

Kesimpulannya: gunakan SVG untuk grafis vektor sederhana (sering kali lebih kecil dan tetap tajam di semua resolusi), dan pilih JPG untuk foto atau gambar dengan detail tinggi agar ukuran file cenderung lebih kecil.

Apa perbedaan utama antara file JPG dan SVG?

JPG adalah format gambar berbasis raster yang menyimpan piksel, ideal untuk foto dengan gradasi warna kompleks. Kelebihannya: dukungan luas, ukuran file kecil berkat kompresi lossy. Kekurangannya: detail bisa menurun saat dikompresi, dan gambar akan blur/pixelated jika diperbesar.

SVG adalah format berbasis vektor yang menggambar bentuk dengan rumus matematika, ideal untuk logo, ikon, dan ilustrasi. Kelebihannya: skalabilitas tak terbatas tanpa kehilangan kualitas, dapat diedit lewat kode, dan biasanya ringan untuk grafis sederhana. Kekurangannya: kurang cocok untuk foto kompleks dan dukungan fitur bisa bervariasi di beberapa alat.

Apakah SVG hasil konversi mendukung transparansi dan skalabilitas tanpa pecah?

Ya. Format SVG secara native mendukung transparansi melalui atribut seperti fill/opacity dan penggunaan latar belakang transparan, sehingga elemen grafis dapat ditumpuk atau dipadukan tanpa latar putih yang mengganggu.

Selain itu, skalabilitas tanpa pecah adalah keunggulan utama SVG karena berbasis vector. Gambar dapat diperbesar atau diperkecil ke resolusi apa pun tanpa kehilangan ketajaman, berbeda dengan format raster yang bisa blur atau pecah.

Apakah font dan teks bisa dikenali sebagai teks vektor dalam SVG hasil konversi?

Ya, selama sumbernya mengandung informasi teks yang dapat diekstrak, font dan teks dapat dikenali sebagai teks vektor dalam SVG hasil konversi; namun, jika teks asli sudah “dipanggang” menjadi gambar atau raster, maka akan diubah menjadi path (kurva vektor) dan tidak lagi dapat diedit sebagai teks; untuk menjaga teks tetap dapat diedit, pastikan file sumber menyimpan lapisan teks dan aktifkan opsi pelestarian teks saat tersedia.

Data EXIF atau metadata dari JPG ikut terbawa ke SVG?

Tidak secara langsung. EXIF/metadata JPG biasanya tidak otomatis terbawa saat gambar dikonversi ke SVG, karena SVG adalah format vektor berbasis XML dan tidak memiliki wadah EXIF seperti JPG. Jika Anda hanya melakukan “save as” atau ekspor standar, metadata fotografi (seperti kamera, tanggal, GPS) umumnya hilang.

Namun, metadata bisa dipertahankan bila disalin secara manual ke dalam tag metadata SVG (misalnya elemen <metadata> atau atribut custom) oleh alat konversi yang mendukungnya. Jadi, hasil akhirnya bergantung pada metode/alat konversi yang digunakan dan pengaturan yang mengizinkan penyematan metadata ke dalam file SVG.

Bagaimana cara memperbaiki hasil vektor yang bergerigi atau detail yang hilang setelah konversi?

Jika hasil vektor tampak bergerigi atau detail hilang setelah konversi, periksa pengaturan resolusi dan anti-aliasing saat mengekspor. Gunakan format yang mendukung vektor murni seperti SVG atau PDF, dan pastikan opsi preserve paths/curves diaktifkan agar tidak diraster. Untuk gambar sumber, tingkatkan DPI (mis. 300+) dan aktifkan resampling berkualitas agar tepi lebih halus.

Jika elemen masih pecah, hindari kompresi berlebihan: atur quality tinggi dan nonaktifkan lossy compression. Gunakan trace/auto-vectorization dengan detail tinggi, kurangi simplification, dan cek warna/gradien dengan precision lebih tinggi. Terakhir, perbesar kanvas dan ekspor ulang dengan scaling 2x–4x untuk mempertahankan ketajaman saat ditampilkan.

Konverter file lainnya

Konversi HEIFKonversi IPYNB